Desa Yang Ada Di Kartun Ini, Ternyata Ada Di Dunia Nyata

 Ilustrasi desa dalam kartun yang ada di dunia nyata

ViralNews, Sebelum kita dewasa atau menginjak dewasa atau udah tua pastilah sempat mengalami yang namanya masa kanak-kanak atau masa dimana kita masih kecil. Pas masih kecil dulu kita gak ngerasain gimana rasanya stres mikirin cobaan hidup, entah itu cobaan dalam dunia kerja, dunia asmara atau dunia yang lainnya. Yang jelas dulu pas masih kecil kerjaan kita cuma maen, seneng-seneng, nonton kartun, ngompol di celana, dan kerjaan lainnya yang isinya cuma hura-hura. Kalo sedang tidak main sama temen-temen ya biasanya cuma di rumah liat pilem-pilem kartun macam Aladin, Sleepingeau Beauty, Beauty and The Beast, dan film-film kartun lainnya. Di film-film kartun tersebut tempatnya juga bagus-bagus ya, mesti ada istananya kalo gak air terjun, atau bangunan lain yang kayaknya gak ada di dunia nyata.

Tapi ternyata eh ternyata, sebagian bangunan atau tempat yang ada di Film kartun Disney ada beneran di dunia nyata loh. Tentunya sang pembuat cerita terinspirasi oleh tempat-tempat yang ada di dunia nyata tersebut baru kemudian memasukannya di dalam pilem kartunnya. Sembari kita nostalgia sama film kartun Disney pas kita tonton masih kecil dulu, yuk kita liat tempat-tempat mana aja yang ada di film kartun Disney yang tentunya ada beneran di dunia nyata.
 
1. Desa Smurf di Spanyol
 

Ternyata, desa serba biru yang ada dalam cerita film animasi ‘Smurf’, bukan cuma kisah fiksi belaka. Di selatan Spanyol ada desa kecil bernama Juzcar, disulap jadi ‘desa Smurf’ yang tiba-tiba dibanjiri wisatawan. Penghuni desa tersebut hanya kurang dari 200 orang. Dulu desa yang berada di Provinsi Malaga, Andalusia ini hanyalah sebuah pemukiman biasa bercat putih seragam dan tidak ada sisi menariknya sama sekali.

Namun, sejak film animasi ‘Smurf’ pertama booming di bulan Juni 2011, penduduk setempat mengadakan selebrasi menyambut kehadiran film tersebut. Mereka menyulap desa jadi serba biru. Wisatawan pun penasaran membanjiri desa yang dulunya terkenal Kota Putih. Penduduk setempat telah merenovasi desa ini menghabiskan 4.000 liter cat biru. Lalu pada Desember 2011, ada tawaran menarik dari Sony Pictures yang memproduksi film tersebut. Tawaran itu jadi kabar baik bagi penduduk setempat karena mereka berniat makin mempercantik Juzcar.

Akhirnya desa tersebut dicat ulang dan ditambah pernak-pernik patung Smurf dari gerbang masuk desa sampai ke ujungnya.Tapi hasil tersebut malah membuat turun pamor dalam waktu enam bulan. Selama itu, yang datang ke sana cuma sekitar 80.000 wisatawan saja. Padahal sejak awal eksis, desa ini kebanjiran hingga 100.000 wisatawan.

2. Desa Lego di Korea Selatan
 

Negeri Ginseng ini punya desa warna-warni yang dikenal dengan ‘Santorini-nya Korea’ atau ‘Desa Lego’. Desa warna-warni di Korea yang dikenal dengan nama Desa Gamcheon ini terletak di Bosan. Selain dikenal dengan keunikannya, desa ini juga merupakan tempat yang tepat untuk kamu yang menyukai seni dan sejarah.

Di tahun 1950-an, Desa Gamcheon adalah sebuah kota kumuh yang dipenuh para pengungsi Perang Korea. Namun wilayah ini juga dihuni oleh komunitas relijius Taegeukdo yang lahir selama pergolakan politik di Korea pada tahun 1900-an.

Tata letak Gamcheon yang bertingkat-tingkat ini ternyata telah direncanakan oleh komunitas Taegeukdo. Tujuannya adalah agar tidak ada rumah yang menghalangi rumah di belakangnya. Hal ini sesuai dengan ajaran Taekgeudo, yaitu tidak menghalangi kesejahteraan orang lain. Ketika para penduduk lebih memilih warna-warna pastel untuk dinding rumahnya, para seniman menambahkan sentuhan yang lebih berwarna dan menjadi menarik untuk dikunjungi.

3. Desa Popeye di Malta


Rasanya, semua orang mengenal tokoh animasi Popeye Si Pelaut. Tokoh fiksi yang perkasa karena sangat gemar makan bayam ini, juga difilmkan pada tahun 1980. Tapi siapa sangka, Desa Popeye sungguhan ada di Malta.

Dari yang awalnya tidak ada menjadi ada, dibuatlah desa Popeye di Pulau Gozo, Malta. Sejumlah 20 struktur kayu dibuat dengan batangan kayu yang diimpor dari Belanda, dan papan nama dari Kanada. Serta 8 ton paku, 250 galon tinta, dan pemecah ombak. Semua itu dipakai untuk membuat seting film Desa Popeye.

Uniknya, usai shooting film Popeye, seting film tersebut tidak dihancurkan atau ditinggalkan. Penghuni pulau melihat sisa dari seting film tersebut dan merubahnya menjadi taman rekreasi. Mereka juga menyewa aktor dan menjadikan bekas seting film itu sebagai taman rekreasi Popeye Village atau Desa Popeye.

No comments

Powered by Blogger.